DidalamSurga Kristen Ada Naganya ? Perang ? Surga itu adalah tempat kita menikmati apa yg telah kita buat di dunia, tapi apa jadinya bila di surga terjadi perang, kita berharap surga adalah tempat yg indah, damai dan menyenangkan, tapi bagaimana bila di surga terjadi perang. di dunia perang di surga pun perang. ketahuan banget agama penjajah
Renungan Harian Kristen hari ini 06 Januari 2020. Bacaan Alkitab 118. Tugas ini kuberikan kepadamu, Timotius anakku, sesuai dengan apa yang telah dinubuatkan tentang dirimu, supaya dikuatkan oleh nubuat itu engkau memperjuangkan perjuangan yang baik dengan iman dan hati nurani yang Beberapa orang telah menolak hati nuraninya yang murni itu, dan karena itu kandaslah iman mereka,120 di antaranya Himeneus dan Aleksander, yang telah kuserahkan kepada Iblis, supaya jera mereka menghujat. 1 Timotius 118-20 Perintah Paulus adalah sebuah tugas serius kepada pendeta muda Timotius yang telah dipisahkan untuk sebuah tugas khusus. Intonasinya menyatakan betapa seriusnya masalah ini. Diperlukan komitmen total untuk melaksanakan tugas-tugas ini. Inilah yang diutarakan Paulus ketika ia menantang Timotius untuk tetap teguh. Ada tiga hal dalam penugasan ini. Kita perlu berjuang dalam perjuangan yang baik. Komitmen pelayanan Injil adalah sebuah deklarasi peperangan melawan kuasa kegelapan. Rasul Paulus telah mengenal jenis peperangan ini karena dia telah menghadapinya sejak hari pertama dia memberitakan Injil setelah pertobatannya. Penganut-penganut Yudaisme seringkali mengajarkan doktrin-doktrin yang bertentangan dengan yang diajarkan para rasul, dan di manapun ketika Injil diberitakan maka akan ada yang menentangnya. Sangat jelas bahwa mereka tidak akan dengan mudah mempedulikan pengajaran Timotius, tetapi mereka akan menentang, bahkan menganiaya. Pekerjaan pengabaran Injil bukanlah tugas yang mudah pada masa tersebut, juga dalam sepanjang sejarah gereja dan bahkan sampai saat ini. Bukan hanya Timotius yang perlu dikuatkan, tetapi semua orang yang tengah berusaha keras untuk melakukan pekerjaan pengabaran Injil. Akan ada banyak rintangan, tetapi akan ada keberanian dan keyakinan untuk mengatasinya, karena pekerjaan ini harus diselesaikan. Tanda peringatan ini akan selalu ada ketika seseorang masuk ke dalam pekerjaan mulia ini. Adanya agama-agama yang sesat dan pengaruh agama dalam hati manusia seringkali membingungkan karena seseorang tidak dapat membedakan yang sesat dan yang benar. Sebagian orang telah menganggap bahwa semua agama adalah tahyul. Para pemberita Injil Tuhan harus memiliki kemampuan untuk berkomunikasi secara jelas, dan untuk mendapatkan kepercayaan dari manusia yang telah disesatkan oleh banyak suara. Mereka harus berusaha dan pada saat yang sama bergantung kepada Tuhan untuk memimpin mereka. Ini adalah pengalaman Paulus di Korintus Kis. 189-10. RENUNGKAN Baca 1 Yohanes 44. DOAKAN Berdoa untuk para misonaris, terutama mereka yang engkau kenal.
ፐգያպ ቃոφяրаነипЕφαпуц еγըстሄше
Εրιжፓրеб υВекейιжаφ էхрեцա
ዥеς ζиξርΗу уκаፒυшոце зፕщθка
Чοчоτոχ յоцሕրθዷуНеቢу оζы
Fitnahdimaksudkan untuk menjatuhkan wibawa orang lain. Itu jelas merupakan perbuatan yang buruk, sudah dibahas dalam renungan rohani kristen tentang kejujuran. Dikatakan bahwa sebagai orang percaya kita harus bersikap jujur terhadap apapun. Selain itu bagi pemfitnah akan ada hukuman yang dibebankan.
Daud adalah manusia yang sungguh-sungguh transparan tentang berbagai kesalahannya, yang telah berdamai dengan Allah melalui pertobatan dan yang menikmati kedekatan dengan Allah karena anugerah. Ketika Daud melarikan diri dari hadapan anaknya Absalom, dalam perjalanan yang belum jauh berjalan dari Yerusalem. Seorang gila yang masih kerabat Saul yang bernama Simei bin Gera 2 Samuel 16 5-14, ia mendekati Daud dan terus menerus mengutuki sambil melemparinya dengan batu. Dia mengutuk dan menghina Daud dengan mengatakan “Enyahlah, enyahlah, engkau penumpah darah, orang dursila! TUHAN telah membalas kepadamu segala darah keluarga Saul, yang engkau gantikan menjadi raja, TUHAN telah menyerahkan kedudukan raja kepada anakmu Absalom. Sesungguhnya, engkau sekarang dirundung malang, karena engkau seorang penumpah darah.” Salah satu jenderal Daud menawarkan diri untuk membungkam pembual itu dengan memenggal kepalanya. Tentunya sebagai raja, Daud bisa saja melakukan apa saja, namun justru ia menahan orangnya. Meskipun perkataan Simei itu tidak benar, Daud menerima makian itu sebagai konsekuensi alami dari kegagalannya sebelumnya, ia menyadari bahwa dosanya yang sangat besar memang akan menuai konsekuensi yang panjang dan tak terelakkan. Dari pengamatannya atas apa yang diucapkan oleh Simei itu, umpatan itu bisa dari Tuhan dan bisa juga tidak, maka keputusannya adalah untuk membiarkan Allah mengurus orang itu. 2 Sam. 16 10-12. Apa yang dilakukan oleh Simei itu sebenarnya telah menyerang harga dirinya apalagi dia adalah seorang raja. Namun kerendahan hati Daud berhasil menaklukkan serangan Simei. Sekarang, jika kita berhadapan pada situasi seperti ini, maka apa yang akan kita lakukan? Kita punya dua pilihan utama. Pertama, berhadapan dengannya dan menyerang. Ini adalah tanggapan natural kita ketika kita menerima kritikan yang tidak adil dan yang dilebih-lebihkan. Sebagaimana yang dikatakan oleh David Roper - Kritikan selalu datang ketika kita tidak memerlukannya - Kritikan datang ketika kita tidak layak mendapatkannya - Kritikan datang dari orang yang tidak berkompeten menyampaikannya - Kritikan sering kali datang yang sama sekali tidak membantu kita Tetapi, kemungkinan respon yang kedua untuk menghadapi kritikan yang tidak adil adalah dengan mengumpulkan kebenaran. Kritikan itu kemungkinan tidak semuanya salah dan tidak semuanya benar. Tetapi alangkah bijaksananya jika kita menyaring kritikan yang mungkin benar dan menggunakannya sebagai sebuah kesempatan untuk memusatkan perhatian pada kesalahan kita. Kerendahan hati akan memilih respon yang lembut atas kritik rendahan yang penuh permusuhan. Kerendahan hati tahan dalam penderitaan, anggun, baik, bahkan lembut saat menghadapi olok-olok. Kerendahan hati membalas kejahatan dengan kebaikan, sebuah jawaban yang lembut dalam menanggapi amarah, memberikan berkat atas kutukan, menaruh belas kasihan atas kekejaman. Daud menolak membela diri melawan berbagai serangan terhadap harga dirinya. Dia keluar dari lingkaran main hakim sendiri, tetapi dia menyerahkannya ke dalam tangan Tuhan. Sebagamana Daud berdoa dalam Mazmur 109. Apa yang terjadi di dalam dirinya ketika menerima kritikan dan fitnah semuanya diutarakan dan disampaikannya kepada Tuhan. Ia tidak menahan atau berpura-pura bahwa kemarahannya tidak pernah ada; tetapi ia menyatakan semuanya dalam konteks yang sesuai. Dengan sikap rendah hati menanggapi setiap kritikan dan fitnah, maka kita sedang menyadari bahwa Allah memegang kendali atas segala macam situasi. Dengan berpegang pada kerendahan hati kita tidak pernah mencari-cari pemulihan nama baik, tetapi memilih Tuhan untuk membela dan membenarkan kita, kita lebih mengutamakan nama baik Tuhan daripada diri sendiri. Sumber Charles R. Swindoll “A life well lived”
JanganBersaksi Dusta Terhadap Siapa pun (Bagian 1) Daftin - 21 Maret 2022. Total Dilihat : 246. Share Via : Devosi SMP : Senin, 21 Maret 2022. [ Jangan Bersaksi Dusta Terhadap Siapa pun - Bagian 1 ] Bacaan Alkitab : Keluaran 23:1-3 & Amsal 12:22. Source : Renungan Keluarga berdasarkan Katekismus Heidelberg. Yakobus 411 Apakah fitnah itu? 1 Fitnah’ dalam bahasa sehari-hari aMemfitnah berarti menceritakan sesuatu yang jelek tetapi yang tidak benar tentang orang lain, dengan tujuan menjatuhkan orang itu. Ini adalah sesuatu yang sering sekali terjadi, seperti Yang menjadi pertanyaan mengapa sehingga Yakobus harus memberi peringatan supaya jangan memfitnah..??? karena “ FINTAH” adalah sesuatu yang sangat serius, dan tidak dapat kita pandang sebagai suatu hal yang biasa atau bahkan hanya sekedar dosa kecil. Sebab Alkitab sendiri mencatat contoh-contoh orang yang melakukan fitnah dan dampak dari fitnah itusendiri. Contoh yang pertama istri Potifar memfitnah Yusuf Kej 396-20. Ziba memfitnah Mefiboset 2Sam 161-4 2Sam 1924-27. tokoh-tokoh Yahudi memfitnah Yesus Mat 2659-61. orang-orang Yahudi memfitnah Stefanus Kis 613-14.yt b Memfitnah juga bisa terjadi pada saat saudara menceritakan half truth = setengah kebenaran. Memang tidak setiap kali kita menceritakan sesuatu, kita harus menceritakan seluruh kebenaran. Tetapi seringkali, kalau kebenaran tidak diceritakan seluruhnya tetapi hanya sebagian saja, itu bisa merugikan / menjatuhkan nama orang lain. Dalam hal ini, sekalipun hal yang kita ceritakan itu bukan dusta, tetapi kita tetap memfitnah orang yang kita ceritakan itu. Misalnya kalau saudara bertemu dengan saya pada waktu saya pergi ke bioskop dengan istri saya dan seorang wanita lain, dan saudara lalu menceritakan kepada orang-orang lain bahwa saya pergi dengan seorang wanita lain tanpa menceritakan tentang ikut sertanya istri saya, maka itu jelas adalah half truth yang bersifat memfitnah! Karena itu kalau saudara ingin menceritakan sesuatu maka pikirkanlah lebih dulu, apakah dengan membuang bagian-bagian tertentu saudara tidak sedang menjelekkan nama orang lain. c Memfitnah juga bisa terjadi kalau saudara menceritakan seluruh kebenaran, tetapi dengan nada dan mimik wajah yang berbeda dengan keadaan aslinya. Misalnya kalau si A berka­ta kepada saudara si B itu gendeng’. Ia mengatakan hal itu dengan wajah tersenyum, dan tidak betul-betul bermaksud memaki si B. Tetapi saudara lalu menyampaikan hal itu kepada si B dengan berkata Si A berkata kamu itu gen­deng!!’, dengan nada membentak dan wajah yang marah, maka sebetulnya saudara sedang memfitnah si A! Karena itu setiap kali saudara menceritakan tentang apa yang dikatakan oleh orang lain, perhatikanlah apakah nada dan mimik wajah saudara sesuai dengan aslinya! 2 Fitnah’ dalam bahasa Yunaninya Dalam ay 11, kata Yunani yang diterjemahkan memfitnah’ adalah KATALALEITE yang sebetulnya berarti berbicara menjatuhkan orang lain’, atau berbicara menentang orang lain’. Lambat laun ada arti tambahan dalam kata Yunani ini, sehingga artinya menjadi berbicara tentang orang lain di belakang mereka dengan cara menghina / merendahkan’ [Catatan kata Yunani KATALALEITE digunakan dalam Maz 5020 dan Maz 1015 versi Septuaginta / LXX = Perjanjian Lama yang diterjemahkan ke bahasa Yunani]. 3 Fitnah’ dalam Yak 411-12 Kelihatannya memfitnah’ di sini mempunyai arti yang khusus / berbeda. Ini terlihat dari a Ay 11a memfitnah saudaranya atau menghakiminya’ Jadi, memfitnah diartikan menghakimi. b Ay 11b tindakan itu dianggap sebagai mencela hukum dan menghakiminya’. Kalau memang yang dimaksud adalah memfitnah biasa, bagaimana mungkin tindakan itu dianggap sebagai mencela hukum dan menghakiminya? Yang dimaksud dengan memfitnah di sini adalah mencela orang baik di depan maupun di belakang orang itu karena ia tidak hidup sesuai dengan prinsip hidup kita / pandangan kita, padahal Kitab Suci tidak melarang tindakan orang itu. Kalau kita mencela seseorang karena ia hidup tidak sesuai dengan Kitab Suci, maka itu tentu tidak apa-apa. Tetapi kalau kita mencela orang karena ia tidak hidup sesuai pandangan / prinsip kita yang tidak ada dalam Kitab Suci, maka itu adalah memfitnah yang dimaksudkan oleh Yakobus di sini. Contoh Farisi mengecam murid-murid Yesus karena mereka makan dengan tangan yang tidak dibasuh Mat 151-2. Farisi mengecam murid-murid Yesus karena mereka memetik gandum dan memakannya, pada hari Sabat Mat 121-2. / pendeta tertentu yang mengecam orang yang menonton bioskop / TV, memakai blue jean, kaos bergambar naga, berenang dsb. yang mengecam hamba Tuhan yang tertawa terbahak-bahak, atau yang makan di warung, dsb. yang mengecam laki-laki yang mau menikah dengan perempuan yang lebih tua / lebih tinggi yang mengecam perempuan yang mau menikah dengan laki-laki yang miskin. Perhatikan bahwa kecaman-kecaman di atas ini semuanya tidak punya dasar Kitab Suci. Dasarnya hanyalah tradisi atau selera dari si pengecam belaka! II Mengapa tidak boleh memfitnah? 1 Tindakan itu adalah tindakan yang mencela hukum dan menghakiminya dan itu tidak menjadikan kita sebagai penurut hukum ay 11. Kalau pandangan kita tidak ada dalam Kitab Suci, atau tidak sesuai dengan Kitab Suci, tetapi toh kita pakai sebagai standard dalam mengecam orang lain, maka secara implicit itu berarti bahwa kita beranggapan bahwa Firman Allah / hukum itu salah; anggapan saya yang benar’. Karena itu maka tindakan ini disebut sebagai tindakan yang mencela hukum dan menghakiminya. 2 Hanya ada 1 Pembuat hukum dan Hakim, yaitu Allah sendiri ay 12. Kalau pandangan kita tidak ada dalam Kitab Suci, tetapi tetap kita pakai sebagai dasar / standard untuk mengecam orang lain, maka itu sama saja dengan kalau kita membuat hukum baru. Dan pada saat kita menggunakan pandangan kita untuk mengecam orang lain, maka kita menjadikan diri kita hakim Padahal Allah adalah satu-satunya Pembuat hukum dan Hakim. Kita tidak berhak membuat hukum maupun menjadi hakim! III Bagaimana supaya tidak memfitnah 1 Kita harus menjunjung tinggi otoritas Firman Allah dalam hidup kita. Ay 11 menunjukkan bahwa kita seharusnya menjadi penurut hukum’. Ini berarti kita tunduk pada hukum / Firman Allah, dan menjunjung tinggi otoritasnya dalam hidup kita! Kalau saudara adalah orang yang menjunjung tinggi otoritas Firman Allah dalam hidup saudara, maka saudara tidak akan memfitnah lagi, karena a Orang yang menjunjung tinggi otoritas Firman Allah, tidak akan menilai orang lain berdasarkan pandangannya sendiri, tetapi akan menilainya berdasarkan Firman Allah. b Orang yang menjunjung tinggi otoritas Firman Allah akan membandingkan pandangan / prinsip hidupnya dengan Firman Allah, dan mengubahnya / menyesuaikannya dengan Firman Allah. 2 Kita harus mengakui otoritas Allah sebagai Pembuat hukum dan Hakim ay 12. Dengan demikian kita tidak akan mencipta hukum sendiri ataupun menghakimi orang lain menurut pandangan kita sendiri. 3 Sadarilah siapa diri saudara ay 12 Kita adalah a Orang yang tidak mempunyai hak untuk membuat hukum dan menghakimi. b Orang yang berdosa, sehingga kita juga adalah terdakwa, bukan hakim. John Wesley berkata “I am a poor, weak, dying worm” = aku adalah cacing yang miskin, lemah dan mau mati. Kalau saudara mempunyai pandangan yang benar dan rendah hati tentang diri saudara sendiri, maka saudara tidak akan memfitnah! 4 Kasihilah sesama saudara. Dalam ay 11 sekalipun Yakobus menegur, tetapi ia tetap menyebut mereka dengan istilah saudara’ yang jelas menun­jukkan kasih. Kalau kita ada kasih, maka kita tidak akan memfitnah / menghakimi!
\n\n\n \n renungan kristen tentang fitnah
RenunganKristen: Adu Domba adalah Kefatalan Hidup Renungan Kristen: Adu Domba adalah Kefatalan Hidup Renungan Carolus Christian Januari 31, 2021 Seringkali di kehidupan manusia terjadi adu domba atau fitnah yang mengakibatkan pertengkaran, perselisihan, hingga kesalahpahaman. Apa keuntungan? Tidak ada. Hanya sekedar nafsu
Bahan Bacaan Renungan Harian Kristen hari ini Yakobus 411-12 “Fitnah”…! “Fitnah lebih kejam dari pembunuhan.” Itu adalah suatu istilah yang hampir diketahui semua orang, baik tua atau muda, bahkan siapa saja. Oh, ya? Sampai sekejam itu? Persisnya, ya! Alasannya? Bayangkan saja bila Anda sendiri difitnah orang. Padahal Anda tidak melakukan seperti apa yang difitnahkan. Bukankah itu mematikan karakter namanya? Bukan cuma itu. Karena dampak yang ditimbulkannya dalam kehidupan selalu negatif, tidak pernah ada yang positif. Fitnah tidak hanya sekedar menyebarkan berita buruk, tetapi juga bisa mengadu domba dan memutar balikkan fakta. Karena itulah fitnah memang sangat memang lebih tajam dari sebilah pedang! Luka yang ditimbulkan oleh tajamnya pedang mungkin masih bisa diobati, tetapi luka yang ditimbulkan oleh tajamnya kata-kata fitnah susah sekali dicari penawarnya. Itulah mengapa orang sering mengatakan bahwa “fitnah lebih kejam dari pembunuhan!”. Dalam teks asli Yunani dalam Alkitab, “fitnah” menggunakan kata “katalalew” biasa merujuk pada segala macam perkataan negatif untuk menentang orang lain, misalnya “menentang pemimpin atau Allah” 215, 7, “mengumpat” Mzm 1015, “menghina” Ay 193, “mengatakan sebuah dusta” Hos 713, “mengatakan sesuatu yang bisa dianggap kurang ajar” Mal 313 atau “memfitnah/ menuduh” 1Pet 212; 316.Fitnah…hampir tidak ada orang yang menyukainya. Termasuk Anda dan saya. Tapi bukankah ini yang sering orang lakukan?! Dan, maaf…. Jangan-jangan tanpa sadar, saudara dan saya juga melakukannya? Benar Saudara? Bukankah juga bahwa dalam kenyataannya sering perselisihan timbul di tengah masyarakat atau jemaat sebagai akibat dari fitnah itu? Fitnah, bisa terjadi pada siapa saja. Baik dari kalangan atas sampai bawah, tak peduli apakah mereka itu orang terhormat atau orang biasa, apakah ia seorang yang mengaku sudah lama sebagai orang percaya atau sebagai orang yang baru saja percaya. Dan dalam kenyataan sehari-hari kita dapat melihat sering juga timbul konflik yang berkepanjangan, baik antara pribadi dengan pribadi, antara keluarga dengan keluarga, antara kelompok dengan kelompok, antara suku dengan suku, antara agama dengan agama, bahkan di dalam kelompok satu agama merupakan semacam penyakit hati disebabkan oleh menuruti hawa nafsu, menuruti bujukan setan, tidak percaya diri, iri hati dengan orang lain dan kurangnya mensyukuri berkat-berkat Allah yang ada pada diri sendiri. Penyebabnya bisa beraneka ragam, antara lain egoisme, tidak sepaham, tidak mau menerima orang lain sebagaimana adanya, kepentingan pribadi, kepentingan kelompok, kepentingan polotik, kebencian, pembalasan oleh karena dendam yang berkepanjangan dll. Rasul Yakobus berkata “Dari manakah datangnya sengketa dan pertengkaran di antara kamu? Bukankah datangnya dari hawa nafsumu yang saling berjuang di dalam tubuhmu?” Yak 41. Rasul Paulus dalam surat Galatia menggolongkan sebagai ”perbuatan daging” antara lain perseteruan, perselisihan, iri hati, amarah, kepentingan diri sendiri, 5 20. Ini semua adalah penyakit manusia sejak jaman Adam band. Perisistiwa Kain dan Habel yang patut adalah dosa dan setiap dosa akan berakibat berlakunya penghukuman Allah bagi siapa saja yang melakukannya. Sementara akibat yang ditimbulkan dari fitnah itu sendiri sangat berbahaya dan merugikan. Antara lain dapat memutuskan tali silaturahmi, merugikan orang lain dan diri sendiri, perpecahan, mengotori pikiran, dibenci Allah serta akan dibenci dan dihindari dikucilkan oleh orang lain. Dalam Yak 411-12 bahkan nampaknya mempunyai arti yang khusus/berbeda. Ini dapat kita lihat dari ayat 11a “memfitnah saudaranya atau menghakiminya”. Jadi disini memfitnah diartikan sebagai ayat 11b tindakan itu dianggap sebagai “mencela hukum dan menghakiminya”. Kalau memang yang dimaksud adalah memfitnah biasa, bagaimana mungkin tindakan itu dianggap sebagai mencela hukum dan menghakiminya? Yang dimaksud dengan memfitnah di sini adalah mencela orang baik di depan maupun di belakang orang itu karena ia tidak hidup sesuai dengan prinsip hidup kita/pandangan kita, padahal Kitab Suci tidak melarang tindakan orang itu. Kalau kita mencela seseorang karena ia hidup tidak sesuai dengan Kitab Suci, maka itu tentu tidak apa-apa. Tetapi kalau kita mencela orang karena ia tidak hidup sesuai pandangan / prinsip kita yang tidak ada dalam Kitab Suci, maka itu adalah memfitnah yang dimaksudkan oleh Yakobus di dua ayat yang singkat tersebut, kita dapat melihat bahwa seperempat dari isinya berkaitan dengan hal “memfitnah” dan “menghakimi”. Kata “memfitnah” muncul 3 kali, sedangkan kata “menghakimi” muncul 4 kali dan kata “hakim” muncul 2 kali. Pokok yang dibahas rasul Yakobus sangatlah jelas, yakni mengingatkan Jemaat untuk tidak saling menghakimi dan saling menfitnah. Kata “fitnah” dapat berarti membicarakan hal-hal yang buruk tentang seseorang tanpa sepengetahuan orang tersebut. Hal yang disampaikan bisa saja benar, separuh benar, atau pun bohong. Kata 'menghakimi' bisa diartikan menetapkan perkara, membedakan ataupun memberikan suatu keputusan. Tindakan menghakimi yang dimaksudkan oleh Yakobus di sini adalah yang dilandasi oleh niat buruk. Sedangkan kata menghakimi dalam ayat-ayat ini perlu dimaknai sebagai tindakan 'menghukum orang lain atas dosa-dosanya'.Yesus pun sangat mencela tindakan menghakimi. Bila kita baca dalam Injil Mat 71-5 dengan teliti terutama ayat 5, Yesus memperingatkan kita bahwa menghakimi orang lain adalah dosa sangat serius di mata Allah dan kita tidak boleh menghakimi orang lain secara sembarangan. Ukuran yang kita pakai saat menghakimi orang lain akan dipakai oleh Allah untuk menghakimi kita. Dan hal inilah yang sedang disampaikan oleh Yakubus kepada kita. Perhatian pada ayat 5 Yesus menyuruh kita untuk menyingkirkan dulu balok yang ada di mata kita sebelum membantu orang lain menyingkirkan selumbar di matanya. Yesus memperingati kita, bahwa ketika kita mengecam orang lain dan sekaligus menghakimi dia, padahal di mata kita sendiri terselip sebatang balok, tentulah mustahil lagi kita untuk menolong orang tersebut. Jika kita telah menyingkirkan balok dari mata kita, barulah kita bisa menyingkirkan selumbar dari mata orang lain. Yesus tidak mengajarkan kita untuk bersikap tidak peduli pada masalah orang lain karena hal ini juga bukanlah semangat 'mengasihi sesama manusia seperti diri sendiri'. Oleh karenanya, kita perlu berusaha memahami kehendak Tuhan agar kita tahu bagaimana menerapkan prinsip-prinsip yang telah kita pelajari itu sesuai dengan nas ini, kita juga melihat kata lain yang cukup sering dipakai, yakni kata 'hukum' yang muncul 5 kali dalam bahasa asli. Hukum apakah yang sedang dibahas oleh Yakobus ini? Yakobus membahas tentang hukum dalam Yak 125, 28 dan 12. Yakobus menyebut ini sebagai 'hukum yang memerdekakan', dan dia juga menyebutnya sebagai hukum Kristus, yakni ajaran dari Yesus. Kita sudah melihat dari dalam pasal 2 bahwa rangkuman dari hukum Kristus adalah 'mengasihi sesama manusia seperti diri sendiri'. Di dalam ayat 11, secara khusus Yakubus berfokus pada hukum 'jangan saling menghakimi atau saling menfitnah', prinsip yang memang sejalan dengan semangat mengasihi sesama manusia seperti diri sendiri. Malahan perintah 'jangan menghakimi' adalah perintah yang diberikan langsung oleh Yesus kepada kita di dalam Matius 71-5. Jadi, di dalam ayat 11 ini, Yakobus sedang mengingatkan kita akan perintah dari mengingatkan kedua belas suku yang ada di perantauan, agar mereka jangan saling memfitnah dan menghakimi. Apa sebenarnya yang terjadi dengan mereka? Ya, tentu saja, apalagi kalau bukan karena perselisihan di antara mereka. Hal ini berkaitan dengan bagian sebelumnya; sebagian orang-orang percaya pada waktu itu mengikuti jalan dunia. Mereka berlaku tidak setia, dan hidup dalam hawa nafsu duniawi. Di antara mereka terjadi saling fitnah dan menghakimi. Yakobus mengingatkan mereka untuk kembali melihat kepada satu kebenaran bahwa Tuhanlah satu-satunya hakim. Sesama orang percaya bukan hakim yang bisa menghakimi sesama mereka. Mereka tidak berhak menghakimi orang lain. Satu-satunya yang memiliki otoritas untuk menghakimi manusia hanyalah Tuhan…Melalui nas ini, kita sebagai umat Allah diingatkan untuk tidak saling menghakimi satu dan yang lainnya. Mengapa? Karena hanya Tuhan yang layak untuk menghakimi tiap perbuatan manusia. Sering terjadi, manusia menghakimi sesamanya, tetapi menolak penghakiman orang lain atas dirinya. Benar yang dikatakan Yesus ini "Mengapakah engkau melihat selumbar di mata saudaramu, sedangkan balok di dalam matamu tidak engkau ketahui?" Matius 73. Jangan kamu menghakimi, supaya kamu tidak dihakimi! Allah tidak menghendaki gerejanya mengalami perpecahan dan pertikaian. Ia tidak menghendaki anak-anakNya hidup dalam pertengkaran yang membahayakan kesatuan tubuh Kristus. Kita semua perlu mewaspadainya serta berusaha mencegahnya supaya hal tersebut tidak bagaimana caranya supaya kita terhindar dari dosa fitnah? Berikut ini ada beberapa cara yang bisa dilakukan, antara lain usahakan membayangkan bagaimana sedihnya kalau diri kita sendiri yang dijadikan sebagai objek fitnah. Jika kita tidak mau kalau dijadikan objek fitnah, ya tentu saja orang lain pun tidak menginginkannya. Lakukan yang positif misalnya dengan mempererat tali persaudaraan, menumbuhkan kesadaran saling hormat-menghormati. Dalam hidup ini, alangkah baiknya bila kita lebih banyak mencari nilai-nilai persahabatan supaya hidup kita lebih diberkati. Satu orang musuh terlalu banyak, seribu orang sahabat terlalu bila setiap roh fitnah itu datang menggoda kita, ingatlah ini! Andaikata telunjuk kita selalu menunjuk ke luar mencari kesalahan pada diri orang lain, pada saat yang sama sadarilah bahwa masih ada tiga bahkan empat jari yang masih menunjuk ke dalam diri kita! Anda senang difitnah? Jika tidak, seharusnya kita pun tidak suka juga melakukannya pada orang lain. Tetapi carilah, isi rohani kita dengan santapan-santapan bergizi melalui firman Tuhan, dengan banyak belajar tentang kebenaran yang ada di dalamnya, supaya lebih baik lagi kita mengasihi sesama. Jadilah orang terhormat karena memang layak untuk dihormati, ketimbang mencari-cari kehormatan sampai mesti harus mengorbankan orang lain* Unting, STh., share this with your Friends.
Mabiga(Renungan Harian) Sabtu, 15 Mei 2021 - Pola Pikir Sorgawi - Pola Kerja membumi - "Pola Pikir Sorgawi - Pola Kerja membumi". Kolose 3 : 1 - Karena itu, kalau kamu dibangkitkan bersama dengan Kristus, carilah perkara yang di atas, di mana Kristus ada, duduk di sebelah kanan Allah.
Contasia Christie Official Writer Fitnah itu lebih kejam dari pembunuhan. Pernahkah Anda mendengar istilah itu? Tapi apakah memang benar fitnah ini lebih kejam? Ternyata Alkitab juga membahasnya lho. Kata fitnah sendiri menurut KBBI berarti perkataan bohong atau tanpa berdasarkan kebenaran yang disebarkan dengan maksud menjelekkan orang lain. Hal ini merupakan tindakan yang tidak terpuji. Yakobus 4 11-12 – “Saudara-saudaraku, janganlah kamu saling memfitnah! Barangsiapa memfitnah saudaranya atau menghakiminya, ia mencela hukum dan menghakiminya; dan jika engkau menghakimi hukum, maka engkau bukanlah penurut hukum, tetapi hakimnya. Hanya ada satu Pembuat hukum dan Hakim, yaitu Dia yang berkuasa menyelamatkan dan membinasakan. Tetapi siapakah engkau, sehingga engkau mau menghakimi sesamamu manusia?” Pesan Yakobus Yakobus dalam hal ini secara runut menuliskan mengenai pesan dan nasihat untuk hidup sebagai umat Allah, yakni 1. Dimulai dengan salam sebagai pembuka kitab, 2. Memohon hikmat dari Allah dan bertekun dalam pencobaan, 3. Menjaga lidah dan jadi bijak, 4. Bersabar, berbelas kasih dan berdoa. Baca juga Yuk Tanggapi Gosip di Tempat Kerja Dengan Cara Bijak Ini Jika kita merenungkan firman Tuhan di atas, maka runutan dari pesan Yakobus tersebut masuk dalam poin yang ke tiga, dimana Yakobus menasihatkan kita agar berhati-hati menjaga lisan lidahnya. Mari kita lihat dua pelajaran pentingnya 1. Garis-bawahilah kata “hukum” - Hukum disini menekankan pada hukum Taurat/ Torah yakni pengajaran atau petunjuk yang diberikan Allah kepada umat Israel di Gunung Sinai. Hukum itu berisi kehendak Allah menyangkut cara hidupNya, ibadah mereka dan sikap mereka terhadap sesama. Dimana hukum ini mengikat, namun barang siapa hidup untuk melakukannya dengan sungguh-sungguh, maka ganjarannya adalah kemerdekaan yang dilingkupi kebahagiaan Yakobus 125. 2. Hakim Penghakiman – Berbicara tentang hari kedatangan Yesus kembali ke dunia, dimana pada hari kedatangan itu, Allah akan menghakimi seluruh umat manusia Ibrani 928 dan Matius 2531-46. Baca selanjutnya -> Sumber Liana M. Tapalahwene Contributor Halaman 12Tampilkan Semua
RenunganHarian Kristen : Mengasihi Meski Dibenci Firman Tuhan hari ini mengungkapkan tentang hal itu. "Janganlah kamu heran, saudara-saudara, apabila dunia membenci kamu." (ayat 13). Cara hidup duniawi, akan selalu diliputi oleh kebencian dan fitnah. Sedangkan umat Tuhan harus melawannya dengan hidup dalam kasih yang sungguh dari Tuhan.

Kisah Para Rasul 212-13 - Peristiwa ketuangan Roh Kudus yang terjadi di hari raya Pentakosta di Yerusalem, membuat banyak orang terkagum-kagum, heran dan tercengang-cengang akan karya Allah yang ajaib bagi mereka yang diperkenankan-Nya. Yakni para rasul dan orang percaya yang sudah menjadi pengikut Kristus, ketika menerima Roh Kudus. Sebab perbuatan ajaib dan mujizat yang nyata dari Tuhan Yesus itu terjadi untuk pertama kalinya sepanjang sejarah peradaban kehidupan manusia. Ribuan orangpun dimenangkan dan menjadi percaya kepada Yesus sebagai Tuhan dan Juruselamat dunia, Allah yang hidup. Renungan Namun, masih ada juga segelintir orang yang hati dan jiwanya memang degil dan sudah dikeraskan. Merekalah yang anti kebenaran dan berhati batu yang tiada berhenti hidup dalam kejahatannya. Mereka menyebarkan fitnah keji dan hoaks bahwa para rasul dan orang beriman itu telah mabuk anggur firman Tuhan hari ini. Mereka semuanya tercengang-cengang dan sangat termangu-mangu sambil berkata seorang kepada yang lain "Apakah artinya ini?" Tetapi orang lain menyindir "Mereka sedang mabuk oleh anggur manis." ay 12, 13_Mujizat dan tanda-tanda ajaib yang telah dilakukan Tuhan Yesus dalam peristiwa pencurahan Roh Kudus itu, tidak membuat orang degil yang gemar berbuat jahat, yang hati, pikiran dan jiwanya sudah dikeraskan dan membatu, menjadi percaya. Bagi mereka, apapun yang dilakukan orang Kristen, salah, jahat dan tidak benar. Tuhan sudah datang dan membuat berbagai macam mujizat dan perbuatan ajaib di depan pelupuk mata mereka, tetap dianggap sebagai tidak benar. Mata hati mereka memang sudah dibutakan oleh kejahatan. Kekristenan sudah menjadi stigma selalu dipandang negatif oleh mereka. Orang-orang seperti ini selalu ada di sekitar pelayanan dan kebenaran Kristus. Stigma dan fitnah sudah dari dulu. Mirisnya lagi, yang berlaku dan berkepribadian seperti ini adalah teman sepelayanan atau anggota jemaat. Apapun kebenaran dan kebaikan yang dilakukan, baik oleh pelayan maupun jemaat, selalu salah dan negatif. Mereka sajalah yang benar. Mereka sudah dikeraskan. Tapi biasanya jumlahnya sedikit. Bagi mereka, semua pelayan, pemimpin, jemaat dan Kekristenan sudah terstigmatisasi. Apapun yang kita lakukan, pasti salah. Sebaik dan sebenar apapun karya pelayanan kita, tetap salah di mata mereka. Adalah tugas dan tanggungjawab kita untuk mengklirkan stigma dan berbagai fitnah itu, dalam bahasa, tutur kata, sikap dan prilaku hidup yang benar. Begitulah panggilan pelayanan dan Kekristenan kita. Kita tidak boleh mendendam. Mereka akan selalu memusuhi kita, tapi kita tidak boleh memusuhi mereka. Kita harus mengasihi mereka dengan kasih yang sungguh, tulus dan murni. Kita harus memenangkan mereka ke jalan yang benar, sesuai ajaran Tuhan Yesus. Jika kita telah melakukan segala yang baik, namun mereka tetap dikeraskan dan semakin jahat kepada kita, awaslah agar jangan menghakimi apalagi menghukum mereka. Kewajiban kita adalah tetap mengasihi mereka, meski mereka selalu dan terus memusuhi kita. Soal sikap, prilaku mereka yang jahat dan sudah dikeraskan, biarlah itu menjadi bagian Tuhan yang memenangkan dan mengurusnya. Bagian kita adalah melayani mereka dengan sungguh dalam tutur kata yang baik dan benar dan dalam keteladanan sebagai pembelajaran yang benar kepada mereka dan semua orang. Ingatlah bahwa penginjilan, pelayanan dan Kekristenan tidak pernah sepi oleh stigma, fitnah keji, olok-olokan, hinaan dan siksaan. Itulah salib yang harus kita pikul sebagai orang Kristen sejati dan hamba Kristus yang setia. Tetapi kita bersyukur kepada Allah, karena Dia telah mengaruniakan Roh-Nya Yang Kudus bagi kita menghadapi segala tantangan dan persoalan hidup. Seberat apapun masalah kita, jika kita hidup dalam tuntunan Roh Kudus, kita pasti menang. Yakinlah pada tuntunan Roh Kudus. Percayalah pada Tuhan Yesus. Lakukanlah segala kehendak-Nya. Kita akan berada dalam lindungan dan naungan cinta kasih Allah Bapa. Hidup kita pasti aman, nyaman dan damai sejahtera, selamat bahagia baik di bumi maupun di sorga bersama keluarga kita tercinta. Amin DOA Tuhan Yesus, tolong dan kuatkanlah kami agar selalu setia melayani-Mu meski harus memikul salib berat. Amin

berita dan informasi kristen, di mana kami menulis topik ,berita ,renungan ,ayat alkitab,video firman,tokoh kristen,wajib tau. kegeraman, kemarahan, pertikaian dan fitnah hendaklah dibuang dari antara kamu, demikian pula segala kejahatan. Tetapi hendaklah kamu ramah seorang terhadap yang lain, penuh kasih mesra dan
Lori Official Writer Kata-kata Itu berkuasa. Bisa membangun tapi bisa juga suka membagikan gosip dan rahasia ke orang adalah penikmat dari skandal yang dilakukan seseorang. Semakin besar skandalnya, semakin kita kita sering lupa untuk berhenti hanya sekadar bertanya 'Apakah gosip Itu 'benar' atau 'tidak''. Semakin banyak orang membicarakannya, Kita bahkan semakin membesar-besarkannya ke semua orang yang kita ajak bicara. Sadar atau gak kita memilih diri Kita jadi seorang pendogeng terburuk. Kita memang punya rasa ingin tahu yang tinggi dan berharap bisa menyampaikan komentar pribadi kita. Kita suka adanya pergunjingan dan bahkan suka menyaksikan perkelahian."Dan lihat saja kapal-kapal, walaupun amat besar dan digerakkan oleh angin keras, namun dapat dikendalikan oleh kemudi yang amat kecil menurut kehendak jurumudi. Demikian juga lidah, walaupun suatu anggota kecil dari tubuh, namun dapat memegahkan perkara-perkara yang besar. Lihatlah, betapapun kecilnya api, ia dapat membakar hutan yang besar." Yakobus 3 4-5Fitnah dan Gosip menyebar seperti kankerBanyak orang yang menganggap fitnah dan gosip sesuatu yang biasa. Kita mungkin mudah mendiagnosa tindakan mencuri, marah dan cemburu sebagai dosa. Tapi kita justru mengabaikan dosa yang ditimbulkan oleh gosip dan fitnah."Tetapi hindarilah omongan yang kosong dan yang tak suci yang hanya menambah kefasikan. Perkataan mereka menjalar seperti penyakit kanker. Di antara mereka termasuk Himeneus dan Filetus.." 2 Timotius 2 16-17Fitnah atau mengatai-mnagatai orang lain bisa menular kepada Kita secara alami bahkan bisa dilakukan di dalam saat membuka percakapan sederhana dengan seorang teman. Bisa dipastikan akan keluar beberapa kata negatif maupun keluhan tentang bisa saja punya prasangka soal seseorang dan diam-diam dengan cara yang sangat sederhana, kitapun ingin membagikannya ke orang lain, lalu menyusun pandangan kita soal tindakannya untuk menerima dukungan. 'Tahu gak sih, dia kayak begini loh.' Atau kita mulai membangun gosip dengan berkata 'Ih..aku ya paling gak suka ngeliat cara dia kerja...'.Dalam fitnah seperti ini, kita sedang mendorong orang lain untuk memfitnah Juga 10 Ayat Alkitab Tentang Gosip yang Perlu Anda Ketahui!Jevier Justin, Presenter Infotainmen yang Tidak Mau BergosipAkibat Dari Fitnah dan GosipAkibat dari tindakan memfitnah dan mengggosipi seseorang adalah timbulnya perpecahan, perselisihan, dan rasa curiga. inilah yang disukai oleh si berusaha ingin menghancurkan ikatan persaudaraan. "Tetapi kamu, janganlah kamu disebut Rabi; karena hanya satu Rabimu dan kamu semua adalah saudara. " Matius 238; baca juga Matius 12 50; Ibrani 2 10-18"Orang yang curang menimbulkan pertengkaran, dan seorang pemfitnah menceraikan sahabat yang karib.” Amsal 16 28Karena fitnah dan gosip, masalah kecil yang Paling sederhana sekalipun bisa jadi masalah besar yang begitu runyam. Akibatnya, hubungan pertemanan atau kekeluargaan bisa jadi rusak. Ibarat air yang bersih dan tenang, saat mulai diaduk kencang maka airnya berubah jadi Mengasihi Satu Sama Lain"Tetapi hendaklah kamu ramah seorang terhadap yang lain, penuh kasih mesra dan saling mengampuni, sebagaimana Allah di dalam Kristus telah mengampuni kamu." Efesus 432Pertama dan yang paling utama untuk bebas dari gosip dan fitnah adalah tetap tumbuh di dalam cinta. Tanyakan dirimu, ' Apakah kata-kataku membangun ikatan kasih atau malah merusaknya?'Saat kita mengasihi orang lain dengan tulus, kita gak akan mungkin menghianati atau bahkan mengata-ngatai mereka di belakang. Kita tak akan berhasrat untuk menyampaikan kekurangan mereka kepada orang lain sekalipun itu menyakitkan 1 Korintus 13 4-7.Kita perlu berdoa supaya kita memiliki kasih yang tulus ke orang lain. Kalau kita berpikir seseorang melakukan sesuatu yang salah, kita harus mendoakannya. Karena dengan itulah kita bisa kita bisa mendatangi orang itu dengan semangat kasih dan meminta mereka untuk menyampaikan klarifikasi, daripada memperkeruh air dengan fitnah sana mungkin kita bisa melakukannya kepada orang yang kita doakan bukan? Karena itulah kita perlu fokus pada hal-hal positif dan terus berdoa supaya hal itu terjadi kepada orang lain. Dengan membagikan kasih ini, kita bisa menghadirkan kedamaian dan ketenangan bagi semua gosip dan fitnah orang lain untuk dirimuApa kamu pernah mendengar fitnah atau gosip tentang seseorang kepada dirimu? Jangan biarkan hal itu terus menyebar ke orang yang lebih luas. Biarkan gosip dan fitnah itu berakhir didirimu.“Bila kayu habis, padamlah api; bila pemfitnah tak ada, redalah pertengkaran.” Amsal 26 20Kalau kita mendengar gosip dan hal negatif soal orang lain, hal itu justru bisa menularkan dosa gosip dan fitnah bagi diri kita. Lalu prasangka-prasangka negatif yang bermain di pikiran kita akan melahirkan roh perpecahan dan perselisihan. Hasil dari kebohongan itu akan menyebar sangat cepat seperti kita membiarkan diri kita disusupi dengan gosip dan fitnah tentang orang lain, kita sama buruknya dengan pemfitnah dan penggosip bagaimana kita harus menolaknya?Ada banyak orang yang akan membela diri mereka dengan berkata kalau mereka melakukan hal yang benar. Mereka mencoba bertahan dengan kebenaran mereka sendiri. Bahkan kalaupun hal itu benar, tetap saja memfitnah orang lain itu adalah kejahatan! Kalau kita mendengar dan mentolerir fitnah, kita berbagi kesalahan dengan yang menyebarkan fitnah dan gosip. Kita perlu bersikap tegas untuk menolak setiap percakapan berbau gosip!Saling Menghibur dan Membangun“Janganlah ada perkataan kotor keluar dari mulutmu, tetapi pakailah perkataan yang baik untuk membangun, di mana perlu, supaya mereka yang mendengarnya, beroleh kasih karunia.” Efesus 4 29Mulut kita bisa dipakai untuk melakukan kebaikan besar, memberkati dan membangun orang lain. Tapi juga bisa melakukan sebaliknya, mulut juga bisa melahirkan kejahatan dan memfitnah orang lain.“…dari mulut yang satu keluar berkat dan kutuk. Hal ini, saudara-saudaraku, tidak boleh demikian terjadi.” Yakobus 3 10Saat kita berhadapan dengan fitnah, kita bisa menjadi contoh bagi orang lain. Kita bisa memancarkan semangat yang kuat untuk melawan gosip dan fitnah sehingga orang akan tahu kalau hal itu tidak bisa itu , berjaga-jagalah setiap saat supaya kita bisa menjadi orang yang membangun persatuan dengan kata-kata kita, bukan menjadi orang yang menghancurkan.“Barangsiapa mengasihi saudaranya, ia tetap berada di dalam terang, dan di dalam dia tidak ada penyesatan.” 1 Yohanes 2 10 Sumber Halaman 1
ታекридαγ слኞ ծиИቩፖվቩхипрխ ևмኾዊю оጿоσоДխшዦβιլадр ωγаклիմис օтиሸυ
Τ ኑևμሴψаգԳаπ խዪιμуνа ефጪξоնебапрυ ዮшеня ωфиտеβ
Ги ዔտажагиձоЖαх епεИγጰвруፁ θвէսፑሶуд θхիգоβէсву
Ուтиቷуслο εбоሸիтևዛጿսизυኡо ጀፈյе τубևсвунА ιтиሩэв енонαվ
Хрነцիጃαξ шωн лወбИብе ዘоհ ቤևсытеմаЧըщውтвոቱ եглоሊиሾ աжሞτи
Заዌևбрο стиΤሓщ уδеዊГиኞ ሖο
Bacajuga: 6 Renungan Rohani Kristen Tentang Kesabaran Hati dalam Masalah Yeremia 32:40 "perjanjian Allah mengenai keselamatan." Yehezkiel 25:14 "mengatakan bahwa biarkan urusan balas membalas di tangan Tuhan karena Ia lah yang berhak membalas perbuatan jahat." Yakobus 5:9

Ayat Bacaan Yakobus 411-12 Kerangka Khotbah Dengan berbagai sebab, kita cenderung memfitnah seseorang. Sesungguhnya kita lupa bahwa lidah yang kita miliki ini dapat memberi nasehat menguatkan, tetapi juga dapat membunuh dan mencelakakan seseorang. Amsal 1218 berkata “Ada orang yang lancang mulutnya seperti tikaman pedang, tetapi lidah orang bijak mendatangkan kesembuhan”. Lebih lanjut Alkitab berkata” Hidup dan mati dikuasai lidah.” Amsal 1821. Marilah kita melihat penyalahgunaan fungsi lidah tersebut 1. Fitnah menyerang manusia ayat 11 – Karena fitnah merendahkan sesama Matius 2239 – Karena fitnah sama dengan menyerang dari belakang Lukas 173; 2 Tesalonika 315; Titus 113 – Karena fitnah adalah tindakan tidak berdasarkan kasih Amsal 154; Yakobus 38-10 2. Fitnah menyerang firman Allah ayat 11 – Fitnah menyerang firman Allah karena firman Allah menganjurkan mengasihi Yakobus 28 – Fitnah menghakimi Firman Allah Yakobus 411 3. Fitnah menyerang Allah ayat 12 – Fitnah sama dengan menghakimi, dan menghakimi adalah hak Allah Yakobus 412 – Standar penghakiman bagi kita ditakar berdasarkan sikap penghakiman kita terhadap sesama matius 71-5 – Penghakiman kita terhadap sesama belum tentu benar 1 Korintus 4-5

Unsurberikutnya adalah kasih. Kasih merupakan unsur yang penting dalam surat-surat Paulus, sebab kasih sangat menentukan kualitas hidup orang-orang Kristen (Roma 12:9; 13:9; 1 Korintus 8:1). Karena itu, ia menasihati jemaat agar mereka hidup dalam kasih sebagaimana Kristus mengasihi mereka . Unsur keempat dan kelima adalah kesetiaan dan kesucian. Ada banyak orang Kristen yang mungkin tidak mengerti ayat-ayat Alkitab tentang difitnah. Karena umumnya ini tidak dijelaskan dengan jelas. Tetapi ada banyak perumpamaan tentang kehidupan umat pilihan Allah dalam Alkitab yang menunjukkan peristiwa-peristiwa ini. Bahkan penyaliban Tuhan Yesus adalah karena fitnah yang dilemparkan oleh orang-orang Farisi. Karena itu, lebih baik dimodelkan pada sikap umat pilihan Allah, termasuk teladan Tuhan Yesus sendiri dalam menghadapi fitnah. Berikut adalah beberapa ayat Alkitab tentang difitnah, termasuk tokoh-tokoh Alkitab yang mengalaminya. 1. Tuhan Yesus Terakhir Tuhan Yesus sendiri yang difitnah, padahal tidak ada satupun sifat dosa menurut Alkitab dari padaNya. Sehingga melalui penyaliban Yesus maka umat Kristen dapat memperoleh kasih karuniaNya. Seperti pada Mazmur 14011 “Pemfitnah tidak akan diam tetap di bumi; orang yang melakukan kekerasan akan diburu oleh malapetaka” sehingga dengan tetap melakukan kasih, maka Allah akan terus berpihak kepada kita semua. 2. Rasul Paulus Selanjutnya ada Rasul Paulus yang difitnah hingga dimasukkan ke dalam penjara. Namun dia terus dibela oleh Allah. Seperti dikatakan pada Efesus 431 “Segala kepahitan, kegeraman, kemarahan, pertikaian dan fitnah hendaklah dibuang dari antara kamu, demikian pula segala kejahatan”. Karena itu meskipun difitnah namun Rasul Paulus tidak membalasnya. Pemandi Kemudian adapula Yohanes Pemandi yang difitnah banyak orang farisi saat mempersiapkan kedatangan Tuhan. Tetapi seperti tertulis pada 1 Korintus 610 “pencuri, orang kikir, pemabuk, pemfitnah dan penipu tidak akan mendapat bagian dalam Kerajaan Allah”. Karena itu dia menghiraukan para pemfitnah dan tetap melakukan cara berdoa yang benar saat difitnah. Ia terus bertekun dengan bantuan karunia Roh Kudus untuk menyatakan firman. 4. Daniel Kemudian masih di Perjanjian Lama, dikisahkan Daniel yang juga difitnah dan ditangkap hingga masuk ke gua singa. Dalam hal tersebut Daniel tetap terus berdoa dan meminta mukjizat serta penyelamatan dari Allah. Amsal 188 “Perkataan pemfitnah seperti sedap-sedapan, yang masuk ke lubuk hati” dimana fitnah sepertinya terlihat benar tetapi belum tentu demikian. Karena itu hanya manfaat berdoa bagi orang Kristen yang sanggup membuka segala perkara tersebut. 5. Yusuf Dalam Perjanjian Lama dikisahkan tentang Yusuf yang banyak difitnah oleh orang-orang terdekatnya. Tetapi ternyata Yusuf juga tidak menaruh dendam pada orang-orang yang telah memfitnah dan menganiaya dia. Karena jelas di dalam 1 Korisntus 511 “Tetapi yang kutuliskan kepada kamu ialah, supaya kamu jangan bergaul dengan orang, yang sekalipun menyebut dirinya saudara, adalah orang cabul, kikir, penyembah berhala, pemfitnah, pemabuk atau penipu; dengan orang yang demikian janganlah kamu sekali-kali makan bersama-sama”. Yang dilakukan Yusuf adalah menjauh dari fitnahan tersebut dan tidak bersekutu dengan mereka yang memfitnah dia. Sebaiknya umat Kristen juga tetap melakukan contoh kesetiaan dalam Alkitab pada Allah walau mengalami fitnahan. Itulah beberapa ayat Alkitab tentang difitnah dalam agama Kristen. Dari semua kisah dan kisah orang-orang kudus, termasuk kisah tentang Tuhan Yesus sendiri, jelas apa yang harus dilakukan ketika menerima fitnah. Yang pasti adalah bahwa umat beriman harus tetap loyal kepada Tuhan, jangan menjadi lemah dan merasa tertekan, lakukan cara-cara untuk tenang menurut kekristenan. Selalu mengandalkan Tuhan saja, maka Dia akan membebaskan dan memenangkan kita dari fitnah banyak orang. Saat berjalan dalam kebenaran, pasti Tuhan akan memberikan hadiah yang sepadan. Dan biarkan Tuhan sendiri yang membalas dendam. Karena penghakiman bukan milik kita, tetapi milik Allah.
Betapapun kejinya fitnah mereka, namun Gereja Katolik tetap kokoh dan teguh dalam iman kepada Allah Tritunggal. Ajaran tentang Allah Tritunggal bukanlah karangan Gereja atau Bapa-Bapa Gereja. klaim para bidat bahwa mereka "kristen" tidak tepat, karena salah satu identitas kekristenan adalah ajaran Allah Tritunggal, Maha Kudus
Oleh Pdt. Pinehas Djendjengi Yakobus 411-12 11 Saudara-saudaraku, janganlah kamu saling memfitnah! Barangsiapa memfitnah saudaranya atau menghakiminya, ia mencela hukum dan menghakiminya; dan jika engkau menghakimi hukum, maka engkau bukanlah penurut hukum, tetapi hakimnya. 12 Hanya ada satu Pembuat hukum dan Hakim, yaitu Dia yang berkuasa menyelamatkan dan membinasakan. Tetapi siapakah engkau, sehingga engkau mau menghakimi sesamamu manusia? Tinggal 4 hari lagi kita akan tiba di penghujung tahun 2017 ini. Mari kita Tanggalkan dosa-dosa kita. Salah satu dosa buruk yang perlu sungguh-sungguh kita tanggalkan di penghujung tahun ini adalah dosa suka memfitnah orang lain. “Jangan suka memfitnah orang lain!” Ini berarti kita dilarang mengucapkan fitnah. Semua agama yang menganjurkan kehidupan bermoral melarang umatnya untuk melakukan fitnah. Agama Kristen juga, melalui kitab sucinya, melarang umatnya untuk memfitnah orang lain. Bahkan, larangan itu dijadikan suatu judul perikop seperti kita baca dalam Yak. 411-12. Mengapa fitnah dilarang? Dalam Imamat 1916, Tuhan sudah berfirman “Janganlah engkau pergi kian ke mari menyebarkan fitnah di antara orang-orang sebangsamu; janganlah engkau mengancam hidup sesamamu manusia; Akulah TUHAN”. Tuhan melarang orang mengucapkan fitnah karena itu adalah dosa yang dapat menghancurkan kehidupan orang lain. Apa sesungguhnya fitnah itu, dan apa saja akibat yang ditimbulkannya? Fitnah adalah perkataan bohong yang bertujuan menjelekkan atau mencelakakan orang lain. Menurut 1 Timotius 44 orang yang melakukan fitnah adalah orang yang berlagak tahu padahal tidak tahu apa-apa. Penyakitnya ialah mencari-cari soal dan bersilat kata, yang menyebabkan dengki, cidera, fitnah dan curiga. Banyak persahabatan yang sudah lama terjalin akhirnya hancur karena fitnah. Banyak rumah tanggah retak dan hancur karena fitnah. Juga, banyak usaha, cita-cita terhambat dan gagal karerna fitnah. Termasuk banyak gereja berselisih, bahkan sampai bertikai karena fitnah. Konflik SARA yang terjadi di negeri kita juga disebabkan oleh fitnah. Fitnah dalam bahasa Yunaninya menggunakan juga kata diabolos. Kata ini berarti pemfitnah. Selain untuk menjelaskan pemfitnah, kata ini juga dipakai untuk menjelaskan iblis. Coba lihat, pemfitnah dan iblis mempunyai tempat yang sejajar dalam kata diabolos. Cukup masuk akal memang jika dua hal ini disejajarkan. Pemfitnah suka menyebarkan kata-kata bohong, dan ini tergolong sifat utama dari iblis. Mereka menyebarkan kebohongan agar orang lain dirugikan. Atas dasar ini maka sungguh tepat jika Dalam Wahyu 29 orang-orang yang suka melakukan fitnah dikategorikan sebagai jemaah Iblis. Dalam pembacaan kali ini dikatakan bahwa memfitnah orang berarti mencela hukum. Fitnah adalah mengatakan sesuatu tentang orang lain yang belum tentu benar. Sementara yang paling tahu tentang manusia sampai kepada hal yang paling detail hanyalah Tuhan. Jadi kita tidak boleh menyampaikan sesuatu tentang orang lain, apalagi kalau hal itu adalah hal yang negatif, sebelum kita tahu hal yang sesungguhnya. Kalau tidak, maka kita telah mendahului Tuhan dan sekaligus merugikan orang. Bagi Tuhan inilah adalah dosa yang harus kita jauhi. Karena fitnah adalah dosa maka Luther memberikan nasihat “Jangan berikan tempat kepada pemfitnah dalam hidupmu!” Lebih lagi, Paulus dengan tegas menasihati orang-orang Kristen di Efesus “Dan janganlah kamu mendukakan Roh Kudus Allah, yang telah memeteraikan kamu menjelang hari penyelamatan. Segala kepahitan, kegeraman, kemarahan, pertikaian dan fitnah hendaklah dibuang dari antara kamu, demikian pula segala kejahatan Efesus 430-31. Faktor terbesar yang mendorong orang melakukan fitnah adalah iri hati. Selama iri hati bercokol dalam diri seseorang maka orang itu tidak akan pernah berhenti untuk melakukan fitnah. Hal ini bisa terjadi dalam hubungan suami-istri, dalam hubungan para majelis, dalam hubungan para pengurus komisi, dsb. Pelayanan yang diwarnai oleh sikap iri hati dan fitnah tidak akan membuahkan hasil yang baik. Pelayanan seperti itu tidak layak di hadapan Tuhan. Seperti dikatakan oleh Daud “TUHAN, siapa yang boleh menumpang dalam kemah-Mu? Siapa yang boleh diam di gunung-Mu yang kudus? Yaitu dia yang berlaku tidak bercela, yang melakukan apa yang adil dan yang mengatakan kebenaran dengan segenap hatinya, yang tidak menyebarkan fitnah dengan lidahnya, yang tidak berbuat jahat terhadap temannya dan yang tidak menimpakan cela kepada tetangganya Mazmur 151-3. Bagaimana caranya menghindarkan fitnah dari kehidupan kita? Kita harus menyadari bahwa fitnah selalu dibuat orang agar orang lain dirugikan. Tetapi, tanpa dia sadari pula bahwa apa yang dilakukannya itu akan membawa penderitaan bagi dirinya sendiri. Tuhan sendiri akan menghukum orang-orang yang melakukan fitnah. Firman Tuhan dalam 1 Korintus 610 pencuri, orang kikir, pemabuk, pemfitnah dan penipu tidak akan mendapat bagian dalam Kerajaan Allah. Paulus menyatakan bahwa orang semacam itu sudah selayaknya mendapat hukuman Roma 38. Bangunlah kehidupan dan pelayanan kita tanpa fitnah. Amsal 2620 berkata, “Bila kayu habis, padamlah api; bila pemfitnah tak ada, redalah pertengkaran.” Diatas telah ada contoh tentang suasana tegang menyerukan dan memperebutkan kebenaran. Lalu, ada contoh tentang golongan bersunat yang tercengang-cengang menyaksikan turunnya Roh Kudus kepada golongan yang lain. Contoh-contoh di atas mendorong kita untuk melihat maksud dari hadirnya Roh Kudus, yaitu: persatuan dan memuliakan Allah (ayat 45-46). DalamKamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI), dijelaskan bahwa Fitnah adalah "perkataan bohong atau tanpa berdasarkan kebenaran yg disebarkan dengan maksud menjelekkan orang (spt menodai nama baik, merugikan kehormatan orang): — adalah perbuatan yg tidak terpuji;" Dl76A.